Assalamualaikum
;) yuuk sharing bareng Desti di pembahasan kali ini mengenai Media Darling dan
Spoken Person :D berbagi ilmu ? Kenapa tidak kan ;)
Media Darling
Apasih Media darling itu? Media darling merupakan tokoh popular yang sering memperoleh
perhatian dan menyenangkan dari media berita. Adapun pernyataan Pramono bahwa media
darling adalah hasil dari bentuk demokrasi media yang tidak sempurna
karena peranan media yang terlalu besar dalam mengarahkan apa yang dipikirkan
publik dan bagaimana memikirkannya. Popularitas Joko Widodo sebagai aktor
politik pada tahun 2013 bisa jadi lebih banyak ditentukan oleh media dibanding
oleh sesuatu yang faktual, objektif adan berdasarkan realitas sosial. Oleh karena
itu, publik perlu memahami fenomena ini secara kritis dan tidak gampang
percaya.
Media Darling adalah seseorang yang
terbuka kepada pers dan mudah memberikan akses kepada insan media. Seseorang
yang favorit dan populer dikalangan media, sehingga secara gencar dan terus
menerus menjadi obyek pemberitaan.[1]
Media darling juga dapat disebut
sebagai seseorang atau perusahaan yang menjadi kawan media dalam mendapatkan
informasi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan keunikan maupun perbedaan yang
dimiliki seseorang ketika memberikan informasi dan wawancara dengan wartawan.
Selain itu sikap seseorang atau perusahaan yang ramah serta terbuka kepada
media juga mempengaruhi seseorang atau perusahaan sebagai media darling.
Fenomena media darling ini mengingatkan pada teori agenda setting,
salah satu teori efek media yang mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan
besar untuk membentuk pikiran orang atau publik. Apa yang dipikirkan
media sama dengan apa yang dipikirkan publik. Persoalannya adalah sekuat itukah
media membentuk pikiran publik? Benarkah secara empiris, ketidakpercayaan
publik terhadap tokoh tertentu sebagai akibat pemberitaan yang buruk tentangnya
ataukah sebaliknya media darling akan selalu berbuah persepsi
positif publik?
♫ Press Agency
Zaman dulu di Amerika ada lembaga yang
disebut dengan press agency atau keagenan pers.[2] Lembaga ini adalah lembaga
profit, menawarkan jasa untuk mempopulerkan atau membesarkan nama seseorang
melaui media, pada saat itu media yang dimaksud adalah surat kabar. Biasanya
orang yang memerlukan jasa ini adalah tokoh politik untuk memperoleh dukungan
suara dalam pemilihan politik. Jadi konsep bahwa media mampu membangun citra
seseorang sudah ada sejak lama. Asumsi bahwa dengan pemberitaan yang
positif akan meningkatkan elektabilitas seseorang juga sudah ada sejak lama.
Kekuatan media seperti ini dapat dipahami dalam konteks atau kondisi pada
saat itu, yakni (1) media belum beragam dan jumlahnya tidak banyak sehingga
kompetisi media rendah, dan (2) media hanya dapat menawarkan komunikasi satu
arah atau linier yang menempatkan media adalah sumber dan pembaca adalah
penerima. Dalam relasi seperti ini, posisi penerima adalah lemah dan pasif
sehingga tidak memiliki kesempatan dan kemampuan untuk mengkritisi dan mengelaborasi.
Hal ini juga didukung dengan sedikitnya jumlah media menyebabkan publik tidak
memiliki pilihan sehingga ada kecenderungan tingginya ketergantungan publik
pada media.
Kondisi tersebut tentu sudah berubah pada
saat ini. Kompetisi media sudah sangat tinggi bukan hanya karena banyak
penerbit surat kabar, tetapi juga tipe media yang lain seperti radio, televisi,
bahkan media berbasis internet. Hal ini tentu memberikan banyak pilihan bagi
publik pengguna media. Ketergantungan publik pada satu media kemungkinan tidak
terjadi lagi. Yang kedua adalah publik semakin kritis karena mungkin latar
belakang pendidikan juga semakin baik. Kekritisan ini menyebabkan kemampuan
elaborasi terhadap pesan media juga meningkat. Publik akan membandingkan isi
media yang satu dengan yang lain, dan akan menentukan media yang paling
kredibel. Publik juga tidak hanya membandingkan pesan antar media tetapi juga
membandingkan pesan media dengan realitas empiris.
Ketiga adalah karakter media yang memungkinkan adanya interaksi, baik
interaksi antar pengguna media dan interaksi antara pengelola media dengan
pengguna. Interaksi ini juga memungkinkan meningkatnya kemampuan elaborasi
terhadap pesan media. Merujuk kondisi baru ini, secara teoritik mestinya
kekuatan media akan berkurang. Sekali pun media menyuarakan secara
positif seorang politisi dalam intensitas yang tinggi, publik tidak akan
semata-mata membangun persepsi yang sama. Bahkan ketika media tersebut dinilai
publik tidak kredibel, maka pesan tersebut akan diabaikan. Berdasarkan
asumsi ini, media darling tidak berpengaruh pada sikap ataupun tindakan
publik. Jadi ketidakpercayaan publik pada DPR – dalam kasus di atas – bukan
disebabkan oleh pemberitaan media semata, namun juga disebabkan oleh pengalaman
dan pengamatan publik secara empiris pada sepak terjang anggota DPR. Begitu
juga dengan Joko Widodo sebagai media darling 2013 belum tentu akan
mengarahkan pada persepsi positif publik. Secara teoritik dapat disimpulkan
bahwa peranan media pada saat sekarang ini mengalami penurunan yang diakibatkan
oleh kemampuan kritis dan elaboratif publik, keragaman media dan
keragaman isi berita, dan termasuk karakter interaktif dari media online.
♫ Fakta Empiris
Apakah masyarakat Indonesia adalah publik yang kritis? Apakah banyaknya
media di Indonesia juga menawarkan keragaman pesan atau informasi? Apakah
ketergantungan kita pada media dalam memperoleh informasi menurun?
Ketiga pertanyaan wajib dijawab untuk bisa mengukur kekuatan media di
Indonesia. Jumlah stasiun TV di Indonesia sudah lebih dari cukup, penerbit
surat kabar tentu juga banyak, demikian juga dengan radio, tetapi banyaknya
media ini ternyata tidak diikuti keragaman informasi. Acara di televisi atau
radio, rubrik di koran atau majalah, memiliki tema yang cenderung sama. Isi
berita juga relatif sama pada semua media. Interpretasi terhadap berita yang
ditawarkan media juga sama. Mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan media
melihat khalayak pembaca dan penonton adalah pasar, dan informasi adalah
komoditas. Jadi, informasi yang dijual mengikuti apa yang sudah jelas telah
diterima dan diminati khalayak. Hasilnya adalah saling mengekor dan meng’copy’.
Dalam kondisi semacam ini, khalayak akhirnya toh tidak memiliki
pilihan media kecuali mencari informasi dari sumber lain. Namun, seberapa
banyak masyarakat Indonesia yang memiliki waktu untuk melakukan hal ini?
Mungkin tidak banyak. Dengan kata lain, khalayak pengguna media di Indonesia
tidak mampu menjadi kritis dan elaboratif karena sistem dan iklim komunikasi
massa di Indonesia tidak kondusif. Perlu waktu dan upaya untuk membangun publik
yang kritis dan mandiri sehingga mampu membentuk atau mengubah sistem dan iklim
komunikasi massa yang seperti ini.
Spoken
Person
Perangan seorang juru bicara dalam negara adalah
sangat penting untuk mewakili lembaga yang dipegannya dalam konferensi pers
atau dalam melakukan wawancara dengan wartawan ataupun media.
Menurut KBBI
Juru bicara adalah orang yang kerjanya memberi keterangan resmi dan sebagainya
kepada umum; pembicara yang mewakili suara kelompok atau lembaga; penyambung
lidah.[3]
Peranan Juru Bicara
Peranan seorang juru bicara dalam setiap organisasi
sangat penting. Juru bicara adalah orang yang dipercayakan untuk mewakili
manajemen dan organisasi. Apa yang dibicarakan oleh seorang jubir akan
mempengaruhi persepsi umum tentang suatu organisasi.
Banyak sebuah organisasi mengangkat seorang juru bicara
berdasarkan pada kedudukan[4] atau jabatan dalam organisasi. Yang menjadi
pertimbangan adalah karena otoritas. Tetapi ada pula organisasi yang mengangkat
juru bicara tidak berdasarkan pada posisi struktural. Bisa jadi seorang juru
bicara dipercayakan kepada orang yang khusus menangani satu bagian atau unit
khusus dalam organisasi tersebut.
Contohnya adalah Komisi Pemberantasan Korupsi. KPK
mempunyai Juru Bicara yang sering tampil di depan publik mewakili organisasi
itu. Meskipun dalam beberapa kesempatan para pejabat atau petinggi KPK juga
memberikan keterangan, tetapi dalam aktivitas komunikasi secara rutin, Juru
bicara KPK yang senantiasa tampil di depan umum. Memberikan keterangan terhadap
wartawan, memperikan iformasi terhadap suatu kasus kepada publik terkait kasus
yang sedang ditangani. Juru bicara selalu tampil memberikan keterangan kepada
umum.
Berikut ini juga beberapa peranan
dari seorang juru bicara adalah:
1. Orang yang menguasai masalah yang didukung oleh data dan fakta
sebagai bukti pendudung.
2. Sebelum tampil dan menyampaikan suatu informasi kepada umum ia
harus tahu secara detail konteks permasalahan yang terjadi berkatian dengan organisasi atau informasinya.
3. Dapat meyakinkan mana informasi yang pantas atau yang benar
untuk disajikan menjadi informasi
publik/umum dan mana yang tidak pantas atau
tidak boleh disampaikan.
4. Dan apa yang disampaikan mengenai informasi publik harus
berkaitan dengan undang-undang yang
berlaku.
Syarat Juru Bicara
Menjadi
seorang juru bicara harus mempunyai kemampuan dan pengalaman dalam memberikan
informasi dan mengkomunikasikan program. Sikap yang harus dimiliki seorang juru
bicara adalah berwibawa dalam memberikan keterangan atau informasi. Selain itu,
seorang juru bicara juga dituntut mempunyai sikap yang tegas agar pernyataan
yang disampaikan tidak simpang siur.
Seorang juru bicara harus mempunyai wawasan yang luas dan
pengetahuan yang cukup dalam bidang komunikasi publik/politik
Dalam memberikan informasi kepada publik baik melalui pemberitaan
media atau tertulis[5] harus
jujur dan dapat dipercaya oleh masyarakat. Seorang juru bicara tidak boleh
berbohong atau menutup-nutupi informasi yang harusnya diketahui dengan jelas.
Dan juga jangan menghindari atau mengeluarkan kata-kata yang tidak patut
diucapkan. da kepercayaan dan amanat yang harus dimiliki seorang juru bicara
dalam mengemban tugasnya.
Dan ketika menjelaskan informasi atau keterangan publik akan
menilai penampilan atau bahasa tubuh seorang juru bicara dari cara dia
mengucapkan informasi tersebut. Misalnya ketika menyampaikan informasi tentang
bencana atau suatu musibah, maka publik akan menilai terhadap bahasa tubuh dan
mimik wajah seorang juru bicara apakah dia ikut sedih atau malah tersentum.
9 Tips Praktis Bagi Seorang Juru Bicara
Berikut ini
sembilan tips penting yang wajib dilakukan oleh sang juru bicara. Tips ini
sangat penting terutama bagi anda seorang pemula.
- Develop a message
Ini sangat penting apa yang ingin anda sampaikan pada saat wawancara.
Tuliskan tiga kalimat yang paling penting anda ingin berkomunikasikan
kepada penonton.
- Repeat, repeat, repeat
Anda harus
mengartikulasikan setidaknya satu dari pesan anda dalam setiap jawaban. Anda
tidak harus seperti burung beo yang selalu mengulang kembali kata demi kata
tetapi harus mengkomunikasikannya dengan cerdik, dan fokus pada pesan inti.
- Transition
Tidak ada
pertanyaan “sempurna”. Ini pekerjaan Anda sebagai juru bicara untuk membuat
transisi, atau “jembatan,” dari pertanyaan mereka untuk pesan anda. Untuk
membantu anda melakukan itu, anda dapat menggunakan baris seperti, “Yang
paling penting untuk diingat adalah …” atau, “Yah, seperti apa yang kita
lihat di sini adalah ….”
- Don’t make a new friend
Jika
dalam 20 menit wawancara anda berjalan lancar, anda mungkin
berpikir pada diri sendiri: “Wow. Ternyata tidak sulit sama sekali” Saat
anda merasa nyaman dan mulai berpikir bahwa reporter adalah teman anda, anda
akan kesulitan untuk menjauh bahkan akan sering membuat kesalahan. Ingat anda
boleh bersikap ramah tapi ingat mereka bukan teman anda.
- Speak everyday English
Anda mungkin
berpikir anda terdengar lebih kredibel jika Anda berbicara dengan
istilah-istilah dan jargon hebat. Justru itu akan menjadi penghalang
antara anda dan audiens. Ketika berbicara dengan khalayak umum, menggunakan
kata-kata yang mudah dimengerti.
- Don’t bury your lead
Ketika
menjawab pertanyaan, jangan mengarah kepada kesimpulan anda. Berikan bagian
yang paling menarik dari jawaban anda. Jika anda memiliki cukup banyak waktu,
anda dapat kembali dan menyediakan topik lebih banyak tetapi jika anda tidak
mendominasi, wartawan dapat dengan mudah memotong pembicaraan sebelum
anda mendapatkan kesempatan.
- Be your most engaging self
Ini terdengar
seperti nasihat klise, tapi tidak. Kebanyakan juru bicara baru berpikir mereka
harus mengubur sifat asli mereka yang harus terlihat seperti seorang juru
bicara yang “resmi” atau “kredibel”. Justru itu akan terlihat membosankan.
Jadilah diri anda sendiri. Sikap tubuh yang penuh kehangatan dan tersenyum yang
menyenangkan.
- Speak 10 percent louder than usual
Jika Anda
pergi ke depan televisi dan berbicara pada volume yang biasa, mungkin akan
keluar dengan nada datar bahkan tidak terdengar sama sekali. Untuk sebagian
besar dari kita, TV memiliki efek “mematikan” , berarti Anda harus berbicara
sedikit lebih keras dari suara biasanya. Plus, meningkatkan volume biasanya
membantu menghidupkan bahasa tubuh Anda.
- Watch your tone
Jika Anda
merasa defensif, anda akan terlihat defensif. Daripada ucapan anda terlihat
panik, mendingan anda bersikap tenang. Jika anda tidak memiliki jawaban yang
tepat, penonton akan cenderung untuk percaya tanggapan dari juru bicara
yang tidak defensif.
Nah, dari sini
dapat kita simpulkan bahwa spoken person atau juru bicara merupkan hal yang
penting dalam mewakili lembaga yang dipegannya dalam
konferensi pers atau dalam melakukan wawancara dengan wartawan ataupun media.
Dan untuk menjadi seorang spoken person ataupun juru bicara haruslah mempunyai
wawasan yang luas dan mampu beretorika dalam menyampaikan suatu informasi
kepada khalayak terutama media. Dapun spoken person yang kita jumpai di
Indonesia seperti Mata Najwa, Choki SItohang, dan juru bicara lainnya.
[1] Erlangga,2014:136
[2]
Wulandari,Retno.Media Darling Jokowi. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta,2014.
[3] KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
[4]
Darmastuti, Rini, Media Relations: Konsep, Strategi & Aplikasi, CV. Andi
Offset, Yogyakarta 2012.
[5]
Darmastuti, Rini. S.Sos., M.Si. 2012. Media Relations – Konsep, Strategi dan
Aplikasi. CV. Andi Offset. Yogyakarta.